Jakarta, Indonesia, 27 April 2017 -
IFC, anggota Kelompok Bank Dunia, dan PT Reasuransi MAIPARK Indonesia telah sepakat untuk bersama-sama mengembangkan produk asuransi berbasis indeks untuk melindungi risiko agribisnis, portofolio pinjaman pertanian, dan kelompok tani terhadap risiko cuaca buruk.
Dampak dari kejadian cuaca buruk ini (yaitu kekeringan / banjir / angin topan) dirasakan terutama dari El Niño yang terjadi belum lama ini, di mana beberapa agribisnis yang terkena dampak paling parah melaporkan penurunan hasil panen yang hampir 30 persen karena kekeringan.
Dengan dukungan IFC, perusahaan reasuransi risiko khusus MAIPARK akan bekerja sama dengan perusahaan asuransi lokal untuk mengembangkan, menjual, dan kemungkinan mengemas produk baru ini (dengan kredit atau input pertanian) untuk mitigasi risiko cuaca.
“Program nasional untuk mewujudkan kemandirian pangan nasional dan meningkatkan produktivitas rakyat perlu didukung oleh semua pihak. Industri asuransi dapat mendukung program tersebut dengan memberikan perlindungan terhadap risiko yang dihadapi pelaku pertanian”, tutur Yasril Y. Rasyid, President Director PT Reasuransi MAIPARK. “Kerjasama kami dengan IFC akan memungkinkan kita untuk melakukan inovasi produk asuransi parametrik di bidang pertanian”.
Indonesia sangat rentan terhadap berbagai bahaya iklim, termasuk kekeringan, banjir, tanah longsor, dan naiknya permukaan air laut. Pada tahun 1997, kekeringan yang terkait dengan El Niño berdampak buruk pada lebih dari 500.000 hektar lahan yang digunakan untuk menanam padi, serta hasil kopi, kakao, karet, dan minyak kelapa sawit. Kerugian diperkirakan mencapai $ 2,75 miliar. El Niño yang paling baru (antara tahun 2015 sampai 2016) menunda siklus panen padi, yang berdampak pada imbal hasil dan harga pangan. Akibatnya, sekitar 3 juta orang berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
"Perubahan iklim di kawasan ini telah membuat asuransi penting untuk melindungi bisnis lokal dan memperkuat industri sehingga mereka tahan terhadap risiko perubahan iklim," ucap Azam Khan, Country Manager IFC untuk Indonesia dan Malaysia. "Proyek ini memperkuat komitmen kami untuk menciptakan pasar baru dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan dengan memberikan perlindungan kepada semua pemain kunci dalam rantai nilai pertanian."
Proyek dengan MAIPARK merupakan bagian dari Program Agribisnis IFC di Indonesia yang didanai oleh pemerintah Kanada, yang bertujuan untuk mempromosikan pertumbuhan pedesaan yang inklusif dan berkelanjutan.
"Dukungan Kanada terhadap program pengembangan agribisnis di Indonesia menunjukkan komitmen kami untuk meningkatkan pendapatan petani Indonesia, dan kami mengerti bahwa perubahan iklim meningkatkan kerentanan petani dan pelaku pertanian di seluruh dunia. Kanada dengan senang hati mendukung kemitraan antara IFC dan MAIPARK dalam mengembangkan produk asuransi terkait mitigasi risiko cuaca untuk memastikan produktivitas berkelanjutan bagi pelaku pertanian di Indonesia." ucap Y.M. Peter MacArthur, Duta Besar Kanada.
Tentang MAIPARK
PT Reasuransi MAIPARK Indonesia (MAIPARK) merupakan perusahaan reasuransi risiko khusus yang dimiliki oleh seluruh perusahaan asuransi umum dan perusahaan reasuransi yang memiliki ijin usaha di Indonesia. MAIPARK beroperasi sejak 1 Januari 2004 berfokus pada risiko bencana alam khususnya menangani risiko gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami serta kebakaran yang disebabkan oleh ketiga risiko tersebut. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan mengunjungi
www.maipark.com
Tentang IFC
IFC, anggota Kelompok Bank Dunia, adalah institusi pembangunan global terbesar yang berfokus pada sektor swasta di pasar negara berkembang. Bekerja dengan 2.000 bisnis di seluruh dunia, kami menggunakan pengalaman enam dekade untuk menciptakan peluang yang paling dibutuhkan. Pada TA16, investasi jangka panjang kami di negara-negara berkembang meningkat menjadi hampir $ 19 miliar, memanfaatkan modal, keahlian dan pengaruhnya untuk membantu sektor swasta mengakhiri kemiskinan ekstrim dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan mengunjungi
www.ifc.org