Jakarta, Indonesia, 9 Oktober, 2012
— IFC, anggota Kelompok Bank Dunia, membukukan investasi sejumlah hampir $300 juta di delapan proyek dan mengeluarkan dana sebesar hampir $7 juta untuk proyek-proyek pendampingan teknis di Indonesia pada tahun buku 2012, guna memperluas akses pendanaan bagi jutaan masyarakat Indonesia, meningkatkan infrastruktur yang penting, meningkatkan kinerja korporasi dan mengatasi dampak perubahan iklim.
“Investasi dan pendampingan teknis IFC menunjukkan komitmen kami untuk memperkuat sektor swasta di Indonesia guna meningkatakan pendapatan masyarakat pedesaan, mengurangi dampak perubahan iklim dan mendukung pembangunan perkotaan yang berkelanjutan,” kata IFC country manager untuk Indonesia, Sarvesh Suri. “Kedepannya, kami akan meningkatkan kerja kami di sektor infrastruktur, memperluas akses pendanaan bagi mereka yang belum terlayani khususnya pengusaha wanita and para petani, dan akan mempromosikan praktek-praktek yang berkelanjutan di sektor pertanian dan kehutanan.”
Dalam tahun buku yang berakhir pada 30 Juni 2012, IFC memiliki sekitar 11 persen saham kepemilikan PT Medco Power Indonesia guna menyediakan energi listrik ramah lingkungan yang diperoleh dari gas alam dan tenaga hidro kepada lebih dari 2 juta keluarga di Indonesia.
Dukungan bagi usaha kecil dan menengah merupakan fokus utama IFC di tahun buku kemarin. IFC melakukan investasi sebesar $25 juta dalam bentuk dana
private equity
yang dikelola oleh Falcon House Capital Management Ltd. yang ditujukan bagi proyek-proyek Indonesia guna mendukung perusahaan Indonesia berukuran sedang. IFC meningkatkan saham kepemilikannya di PT Bank Hana untuk mengembangkan produk perbankan dan layanan bagi pertumbuhan usaha kecil dan menengah. Kami juga mengkonversikan dana investasi sebesar $15 juta di BTPN dan menjadi pemilik saham sebesar 3 persen.
IFC bersama dengan ECOM, perusahaan perdagangan kopi internasional, membuka pusat pelatihan di Simalungun, Sumatra Utara untuk membantu para petani kopi meningkatkan teknik pertanian mereka, meningkatkan produktivitas dan kualitas sehingga akan meningkatkan pendapatan mereka. Di bulan Juni 2012, IFC meluncurkan program tata kelola perusahaan untuk membantu perusahaan-perusahaan Indonesia meningkatkan daya saing mereka dan menarik investor baru dengan meningkatkan transparansi mereka dalam pengelolaan perusahaan.
Di kawasan Asia Timur dan Pasifik, investasi IFC mencapai nilai yang tinggi sebesar $2.9 milyar di 71 proyek selama tahun buku 2012. IFC juga meluaskan kehadirannya di kawasan ini dengan membuka kantor di Singapura dan Myanmar.
“Asia Timur dan Pasifik adalah kawasan yang sangat penting bagi perekonomian dunia dan Indonesia memegang peran penting di dalam kawasan tersebut,” kata Rashad Kaldany, IFC Vice President untuk Industri Global. “IFC akan terus bekerjasama dengan pemerintah dan sektor swasta yang menjadi mitra kami untuk menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi kemiskinan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.”
Di tahun buku ini, IFC di Asia Timur dan Pasifik akan lebih menekankan pada peningkatan kerjasama ekonomi antara negara-negara berkembang, yang disebut sebagai investasi Selatan-Selatan, meningkatkan upayanya untuk memobilisasi dana dari bank-bank komersial dan institusi keuangan lainnya serta meningkatkan pendanaan dan pendampingan teknis bagi proyek-proyek ramah lingkungan.
Tentang IFC
IFC, anggota Kelompok Bank Dunia, merupakan institusi pembangunan global terbesar yang berfokus sepenuhnya pada sektor swasta. Kami membantu negara-negara berkembang meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dengan membiayai investasi, memobilisasi kapital di sektor finansial internasional, serta memberikan jasa pendampingan teknis kepada perusahaan dan pemerintah. Pada tahun fiskal 2012, nilai investasi kami mencapai $20 milyar, yang merupakan nilai tertinggi dalam sejarah IFC, guna meningkatkan peran sektor swasta dalam menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong inovasi, dan mengatasi tantangan pembangunan yang paling kritis. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi
www.ifc.org
.
Tetap terhubung