Indonesia, Jakarta, 10 Desember, 2009—
IFC, anggota Kelompok Bank Dunia, akan memberikan pembiayaan hingga sebesar US$70 juta untuk meningkatkan kapasitas PT Jakarta International Container Terminal (JICT). Perluasan JICT sangat penting guna meningkatkan daya saing Indonesia di sektor perdagangan serta mendukung pertumbuhan sektor swasta karena dapat mengurangi biaya serta waktu yang dibutuhkan untuk ekspor dan mendistribusikan barang di dalam negeri.
Pembiayaan IFC ini meliputi pinjaman sebesar US$30 juta dari IFC dan US$40 juta yang disindikasi dari HSBC. Investasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi terminal dan memperluas kapasitasnya sebagai pelabuhan utama di Indonesia, yang saat ini menangani sekitar 30 persen dari kegiatan ekspor dan impor di Indonesia. Perluasan ini diharapkan dapat mengakomodasi pertumbuhan jumlah kontainer dalam jangka menengah dan panjang guna meningkatkan kualitas transportasi perdagangan bagi usaha kecil, menengah dan besar.
“Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia sangat membutuhkan sistem transportasi yang efisien dan yang dikelola secara baik agar dapat bersaing di perekonomian dunia,” ungkap Karin Finkelston, IFC Director untuk Asia Timur dan Pasifik. “Kami sangat senang dapat menjalin kemitraan dengan Jakarta International Container Terminal sebagai wujud dari komitmen IFC untuk meningkatkan infrastruktur dan mengembangkan sektor swasta. Investasi dari IFC tidak hanya akan memperkuat sektor pelabuhan di Indonesia tetapi juga dapat menarik investasi swasta di sektor infrastruktur, yang hingga saat ini masih minim.”
JICT mengoperasikan terminal kontainer terbesar di Indonesia. Terminal ini berlokasi di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Indonesia, dan melayani kawasan Jabodetabek dan 14 juta penduduknya. JICT operates the largest container terminal in Indonesia. It is located at the Tanjung Priok Port in Jakarta, Indonesia, and serves the greater Jakarta area and its population of 14 million. Hutchison Port Holdings; yang merupakan investor, pengembang dan operator pelabuhan terbesar di dunia; memiliki 51 persen saham JICT. Sementara itu, PT Pelabuhan Indonesia II, operator pelabuhan milik negara, memiliki 49 persen saham JICT.
“Selain US$ 70 Juta yang berupa pinjaman modal yang diberikan oleh IFC dan HSBC, JICT sendiri mendanai sebesar US$ 90 juta untuk proyek perluasan senilai US$ 160 juta, dengan demikian menunjukkan komitmen jangka panjang para pemegang saham JICT, yaitu HPH dan rekan pentingnya yaitu Pelindo II untuk mendukung kesuksesan JICT di masa depan,” kata Direktur Eksekutif Hutchison Port Holding Group, James Tsien
IFC adalah satu-satunya institusi keuangan yang khusus berfokus pada pengembangan sektor swasta, yang merupakan penggerak pembangunan yang berkelanjutan di negara-negara berkembang. Bersama dengan International Bank for Reconstruction and Development, dari Kelompok Bank Dunia
,
IFC saat ini sedang berusaha untuk meningkatkan permodalan guna memperkuat kemampuannya untuk menciptakan peluang bagi masyarakat miskin di negara-negara berkembang, diantaranya dengan meningkatkan kualitas infrastruktur perdagangan di Indonesia.
Tentang IFC
IFC, anggota Kelompok Bank Dunia, memberikan peluang bagi masyarakat untuk keluar dari kemiskinan serta memperbaiki taraf hidup mereka. IFC berusaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di negara-negara berkembang dengan cara memberikan pembiayaan ke sektor swasta, memobilisasi modal swasta, dan memberikan layanan pendampingan teknis serta mitigasi resiko kepada perusahaan dan pemerintah. Pada tahun fiskal 2009, total investasi IFC yang sebesar $14.5 milyar telah membantu menyalurkan dana pembiayaan ke negara-negara berkembang disaat krisis finansial terjadi. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi
www.ifc.org