Banda Aceh, Indonesia, Desember 3, 2009
— IFC, anggota Kelompok Bank Dunia, membantu pemerintah propinsi Aceh dalam mempercepat reformasi dengan memfasilitasi dialog antara pemerintah dengan pengusaha, agar mereka dapat mengidentifikasikan langkah-langkah yang dibutuhkan guna memperbaiki iklim investasi serta menciptakan lapangan kerja di Aceh. Upaya-upaya ini didukung oleh pemerintahan Australia dan Indonesia.
IFC melalui programnya
Investment Climate Advisory Services
dari Kelompok Bank Dunia, menjadi pendamping tuan rumah pada Forum Bisnis Aceh yang Kedua, bersama dengan pemerintah propinsi Aceh serta Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Aceh. Forum ini menjadi landasan bagi kelompok kerja sektor swasta dalam memberikan rekomendasi-rekomendasinya kepada pemerintah propinsi Aceh guna menanggapi permasalahan-permasalahan yang mempengaruhi iklim usaha di Aceh. Forum ini juga memberi kesempatan bagi pemerintah Aceh untuk melaporkan reformasi yang telah dilakukan tahun lalu dan apa yang direncanakan untuk masa mendatang.
“Perkembangan sektor swasta merupakan unsur penting yang mengendalikan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Geoffrey Walton, IFC
Investment Climate Advisory Services Business Line Leader
untuk Asia Timur dan Pasifik. “Kerjasama dan kolaborasi yang baik antara pemerintah dengan sektor swasta merupakan faktor yang sangat mendasar dalam menciptakan iklim investasi yang baik, hingga dapat membantu pertumbuhan bisnis.’
Terdapat lebih dari 150 wiraswasta Aceh, dari usaha kecil, menengah dan besar, berpartisipasi dalam pertemuan rapat kelompok kerja ini sejak tahun 2007. Pada tahun 2009, melalui 12 pertemuan kelompok kerja, telah teridentifikasikan permasalahan-permasalahan seperti: tidak terdapatnya regulasi dan kebijakan yang jelas, infrastruktur yang tidak memadai, akses ke pasar dan pendanaan yang terbatas, kurangnya sumber daya manusia, serta biaya operasional usaha yang tinggi. Forum Bisnis Aceh yang Pertama diadakan pada November 2008.
Berdasarkan rekomendasi dari kelompok-kelompok kerja perdagangan, industri, dan agribisnis, guna membantu usaha kecil dan menengah (UKM) mendapatkan akses pendanaan, Bank Pembangunan Daerah bekerjasama dengan Sparkassen Bank Foundation International Coorporation (SBFIC) akan menyediakan dana pinjaman antara 5 hingga 15 juta rupiah. Guna mendukung bidang ekspor dan impor, sebuah kelompok kerja merekomendasikan agar pemerintah segera memperbaiki fasilitas-fasilitas pelabuhan. Dua pelabuhan utama sedang direnovasi; satu di Langsa, Aceh Timur, dan yang lainnya di Malahayati, yang merupakan pelabuhan terbesar dekat Banda Aceh.
IFC merupakan satu-satunya institusi keuangan internasional yang memfokuskan diri khusus di sektor swasta yang merupakan motor penggerak dalam menciptakan pembangunan berkesinambung di negara-negara berkembang. Saat ini IFC sedang berupaya melakukan peningkatan dana agar dapat memperkuat kemampuannya dalam menciptakan peluang bagi masyarakat miskin di negara-negara berkembang – termasuk dengan mendukung kerjasama antara pemerintah Aceh dan sektor swasta melalui Forum Bisnis Aceh ini.
Tentang Investment Climate Advisory Services dari Kelompok Bank Dunia
Investment Climate Advisory Services
dari Kelompok Bank Dunia membantu pemerintah untuk mengimplementasikan reformasi guna meningkatkan kualitas iklim usaha, serta mendorong dan menarik investasi, yang dapat mendorong terciptanya pasar yang kompetitif, pertumbuhan ekonomi dan peluang kerja. Program ini dibiayai oleh Kelompok Bank Dunia (IFC, MIGA, dan Bank Dunia) serta lebih dari lima belas mitra donor yang bekerja sama melalui organisasi multi-donor FIAS.