Jakarta, Indonesia, 12 September, 2013
– IFC, anggota kelompok Bank Dunia, memandang peluang investasi di Indonesia menarik untuk jangka waktu yang lama justru ketika banyak investor menarik investasinya dari Indonesia. Investasi IFC sendiri di perusahaan-perusahaan Indonesia melonjak hingga hampir 50 persen dalam tahun fiskal 2013, yang berakhir di bulan Juni dibandingkan awal tahun sebelumnya untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan akses pada layanan keuangan di dalam negeri.
Saat ini Indonesia sedang mengalami masa sulit dengan pertumbuhan yang melambat, melemahnya mata uang rupiah dan meningkatnya inflasi. Untuk mengembalikan daya saing dalam jangka panjang, pemerintah telah menempatkan infrastruktur sebagai prioritas utama, namun sebagian besar dari investasi yang diperlukan harus berasal dari sektor swasta. Untuk mendukung pemerintah dalam mencapai tujuannya, IFC, secara siginifikan meningkatkan investasinya hingga $438 juta dalam tahun fiskal 2013 dari sekitar $300 juta di tahun sebelumnya.
“Dalam periode yang menantang ini, IFC akan mengambil peran ketika diperlukan untuk membantu sektor swasta, sehingga akan membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar IFC Vice President untuk Asia Timur dan Pasifik Karin Finkelston. “Hasil investasi dan proyek-proyek pendampingan teknis kami pada tahun fiskal 2013 menggarisbawahi komitmen kami dalam bekerja dengan sektor swasta untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur dan memperluas akses ke layanan keuangan di Indonesia.”
Akses pada air bersih merupakan salah satu upaya perbaikan infrastruktur yang paling diperlukan untuk memenuhi permintaan yang meningkat terus menerus sebagai hasil dari urbanisasi. IFC membantu menyediakan sarana air bersih kepada sekitar 1.8 penduduk di Tangerang, salah satu kota dengan pertumbuhan yang tinggi, dengan melakukan investasi pertamanya dan memobilisasi pendanaan bagi perusahaan jasa penyedia air PT Moya Indonesia.
Perdagangan dan investasi di antara negara berkembang merupakan hal penting dalam menemukan sumber-sumber pendanaan baru bagi pembangunan negara-negara tersebut. IFC mendukung perluasan PT Indo-Rama Synthetics Tbk, sebuah perusahaan penghasil benang yang berbasis di Indonesia dan Wings Corp., perusahaan makanan, minuman dan produk produk pembersih rumah tangga yang memperluas jaringannya ke Afrika.
Untuk membantu lebih banyak penduduk miskin dalam menikmati pertumbuhan ekonomi Indonesia, IFC melakukan investasi pada PT Mitra Bisnis Keluarga Ventura, sebuah lembaga keuangan mikro ternama untuk meningkatkan pinjaman kepada para wira usaha perempuan di wilayah pedesaan sehingga mereka dapat mengembangkan usahanya dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja. IFC juga membantu Bank Indonesia dalam mengembangkan panduan bagi agen-agen bank – individu-individu yang telah sah ditunjuk untuk melakukan beberapa transaksi tertentu – untuk mengembangkan layanan perbankan di wilayah pedesaan.
Salah satu fokus strategis IFC adalah untuk memberdayakan perempuan yang merupakan pemain kunci di beberapa sektor seperti agribisnis. Bekerja sama dengan PT IndoCafco Indonesia, IFC menjangkau lebih banyak perempuan, yang merupakan 80% dari petani kopi di Sumatra Utara untuk berpartisipasi dalam pelatihan. Setelah memberikan pelatihan kepada para petani tentang praktek-praktek pertanian yang baik , sebuah survey yang dilakukan oleh IFC menunjukkan bahwa tingkat produktivitas dari kelompok latihan yang terdiri atas petani pria dan perempuan, meningkat sebanyak 102 persen, sementara kelompok yang hanya dihadiri oleh petani pria mengalami peningkatan sebanyak 87 persen.
“IFC tetap berkomitmen untuk mendukung pembangunan ekonomi Indonesia, “ ujar Sarvesh Suri, IFC country manager di Indonesia. “Kami akan terus memperluas jangkauan infrastruktur, membantu sektor swasta dalam meningkatkan daya saing, mempromosikan praktek-praktek bisnis yang berkelanjutan, dan memperluas layanan keuangan sehingga penduduk miskin dapat pula menikmati pertumbuhan ekonomi negara ini.”
Sebagian besar dari investasi IFC di Indonesia, atau senilai $336 juta, masuk dalam sector manufaktur, agribisnis dan jasa, $58 juta dalam sektor infrastruktur dan $ 44 juta dalam sektor pasar keuangan selama tahun fiskal 2013. Jumlah keseluruhan investasi IFC di Asia Timur dan Pasifik selama tahun fiskal ini mencapai rekor senilai $3.4 milyar pada 83 proyek, sebuah peningkatan sebesar 15 persen dari tahun fiskal 2012. Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah China dan Vietnam dalam hal volume investasi IFC di kawasan ini.
Investasi dan pendampingan teknis yang dilakukan oleh IFC pada tahun-tahun terakhir menunjukkan komitmen kami untuk mendukung peran sector swasta dalam mencapai tujuan Kelompok Bank Dunia untuk mengurangi tingkat kemiskinan pada tahun 2030 dan mendukung kesejahteraan bersama bagi 40 persen negara-negara termiskin di dunia.
Tentang IFC
IFC, anggota Kelompok Bank Dunia, merupakan institusi pembangunan global terbesar yang berfokus pada sektor swasta. Bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta di lebih dari 100 negara, kami menggunakan modal, keahlian dan pengaruh kami untuk mengurangi kemiskinan dan mendukung kesejahteraan bersama. Pada tahun fiskal 2013, investasi kami meningkat secara tajam menjadi hampir $25 milyar guna mengembangkan kekuatan sektor swasta dalam menciptakan lapangan kerja dan mengatasi tantangan-tantangan pembangunan yang paling mendesak di dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi
www.ifc.org
.
Tetap Terhubung